Kali ini saya mau memberikan contoh RPP KTSP SD KELAS 6 SEMESTER 1 DAN 2.
Link download seperti biasa ada di bawas postingan ini
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Nama Sekolah : ..................................
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas :
VI (Enam)
Semester :
I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x
35 menit.
Standar
Kompetensi**
1. Menghargai nilai-nilai juang
dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Kompetensi
Dasar
1.1 Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses
perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.
A.
Tujuan
Pembelajaran
§ Siswa
mampu menyebutkan macam-macam perlawanan di daerah pada masa penjajahan.
§ Siswa
mampu menceritakan arti dan nilai Kebangkitan Nasional.
§ Siswa
mampu menceritakan arti dan nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda.
§ Siswa
mampu mendeskripsikan nilai-nilai juang para pahlawan ( NK. Semangat kebangsaan : Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya )
§ Siswa mampu menjelaskan proses
perjuangan meraih kemerdekaan. ( NK. Cinta tanah air : Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. )
v Karakter siswa yang diharapkan :
§ Semangat kebangsaan,
§ Cinta tanah air.
v
Kewirausahaan/Ekonomi Kreatif :
§ Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil, Berani
mengambil resiko
B.
Materi Ajar
§ Indonesia
dijajah oleh bangsa asing.
§ Kebangkitan
Nasional.
§ Sumpah
Pemuda.
Indonesia di Jajah Bangsa Asing
o Penjajahan Portugis
o Penjajahan Belanda
Selepas Syarikat Hindia Timur Belanda (SHTB)
menjadi muflis pada akhir abad ke-18 dan selepas penguasaan United
Kingdom yang singkat di bawah Thomas Stamford Raffles, pemerintah Belanda mengambil
alih pemilikan SHTB pada tahun 1816. Belanda berjaya menumpaskan sebuah pemberontakan di Jawa dalam Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830. Selepas tahun 1830, sistem tanam paksa yang dikenali sebagai cultuurstelsel
dalam bahasa Belanda mula diamalkan. Dalam sistem ini,
para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang menjadi permintaan
pasaran dunia pada saat itu, seperti teh, kopi
dan sebagainya. Hasil-hasil tanaman itu kemudian dieksport ke luar
negara. Sistem ini memberikan kekayaan yang besar kepada para pelaksananya -
baik orang Belanda mahupun orang Indonesia. Sistem tanam paksa ini
yang merupakan monopoli
pemerintah dihapuskan pada masa yang lebih bebas selepas tahun 1870.
Pada
tahun 1901, pihak
Belanda mengamalkan apa yang dipanggil mereka sebagai Politik Beretika (bahasa
Belanda: Ethische Politiek) yang termasuk perbelanjaan yang lebih
besar untuk mendidik orang-orang pribumi serta sedikit perubahan politik. Di bawah Gabenor
Jeneral J.B. van Heutsz, pemerintah
Hindia-Belanda memperpanjang tempoh penjajahan mereka secara langsung di seluruh
Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan asas untuk negara Indonesia pada
saat ini.
o Pendudukan Jepun
Pada bulan Julai 1942, Sukarno menerima
tawaran Jepun untuk mengadakan kempen awam supaya membentuk pemerintahan yang
juga dapat memberikan jawapan kepada keperluan-keperluan tentera Jepun.
Sukarno, Mohammad Hatta, dan Ki Bagus Hadikusumo dikurniakan
pingat oleh maharaja Jepun pada tahun 1943. Tetapi pengalaman
Indonesia
daripada penguasaan Jepun amat berbeza-beza, bergantung kepada tempat duduk
seseorang serta status sosialnya. Bagi mereka yang tinggal di daerah yang
dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami seksaan, penganiayaan seks kanak-kanak,
penahanan sembarangan dan hukuman mati, serta kejahatan-kejahatan perang yang lain. Orang
Belanda dan orang kacukan Indonesia-Belanda merupakan sasaran yang utama untuk
kezaliman pada zaman penguasaan Jepun di Indonesia.
Pada bulan Mac 1945, Jepun membentuk Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). Dalam mesyuarat pertamanya
pada bulan Mei, Soepomo
mencadangkan persepaduan negara dan membantah individualisme;
sementara itu, Muhammad Yamin mengusulkan bahawa negara baru
tersebut juga sekaligus menuntut Sarawak, Sabah, Tanah Melayu, Portugis Timur, dan seluruh wilayah
Hindia-Belanda sebelum perang.
Pada 9 Ogos 1945, Sukarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat
terbang ke Vietnam
untuk bertemu dengan Marsyal Terauchi. Akan tetapi mereka
diberitahu bahawa angkatan tentera Jepun sedang menuju ke arah kehancuran.
Walaupun demikian, Jepun beringinkan kemerdekaan Indonesia
pada 24 Ogos.
Kebangkitan Nasional Indonesia
Kebangkitan Nasional adalah Masa dimana Bangkitnya Rasa dan Semangat
Persatuan, Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan
kemerdekaan Republik
Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda
dan Jepang. Masa ini ditandai dengan dua
peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi
Oetomo (20 Mei
1908) dan ikrar Sumpah
Pemuda (28
Oktober 1928).
Masa ini merupakan salah satu dampak politik
etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.
Tokoh-Tokoh
Tokoh-tokoh yang mempolopori Kebangkitan Nasional, antara lain yaitu :- Sutomo
- Gunawan
- Dr. Tjipto Mangunkusumo
- Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hajar Dewantara)
- dr. Douwes Dekker dan Lain-Lain
Asal Usul Kebangkitan Nasional
Selanjutnya pada 1912 berdirilah Partai
Politik pertama Indische Partij. Pada tahun ini juga Haji
Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (Solo), KH Ahmad
Dahlan mendirikan Muhammadiyah (Yogyakarta)
dan Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan
mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi
Poetra di Magelang.Suwardi
Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi
Poetera, menulis Als ik eens
Nederlander was (Seandainya aku orang Belanda), 20 Juli 1913 yang memprotes
keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan
Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan
Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tetapi
karena "boleh memilih", keduanya dibuang ke Negeri
Belanda. Di sana Suwardi justru belajar ilmu pendidikan dan dr. Tjipto
karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.Saat ini, Tanggal berdirinya Boedi
Oetomo, 20 Mei,
dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 oktober
1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, oleh karena itu seharusnya seluruh rakyat
Indonesia memperingati momentum 28 oktober sebagai hari lahirnya bangsa
Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan
rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis
pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudia mendorong para pemuda
pada saat itu untuk membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup
Orang Indonesia Asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat
Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada
17 Agustus 1945.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad
Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario,
sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah
tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar
oleh Yamin.[1]
Isi
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Kongres Pemuda Indonesia Kedua
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal
dari Perhimpunan
Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota
pelajar dari seluruh Indonesia.
Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan
dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober
1928, di Gedung Katholieke
Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam
sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini
dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara
dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan
dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang
bisa memperkuat persatuan Indonesia
yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober
1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop,
membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro,
berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada
keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik
secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische
Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario
menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.
Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari
pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin
dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "Indonesia
Raya" karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan
biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut
disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan
mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu
diucapkan sebagai Sumpah Setia.
Peserta
Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari
berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak,
Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond,
Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir
pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw
Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie namun sampai saat ini tidak diketahui latar
belakang organisasi yang mengutus mereka. Sementara Kwee Thiam Hiong hadir
sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan
pemuda keturunan arab di Indonesia
mengadakan kongres di Semarang
dan mengumandangkan Sumpah Pemuda Keturunan Arab.
Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya
Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong
Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan
Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung
Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan
sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini
dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata
C.
Pendekatan
dan Metode Pembelajaran
§ Pendekatan
kontekstual.
§ Pendekatan
Cooperatif Learning.
§ Diskusi
dengan teman sebangku.
§ Tanya
jawab.
§ Penugasan.
D.
Langkah-langkah
Kegiatan
§ Kegiatan Awal
F Mengajak
semua siswa berdoa sesuai dengan agama.
F Memberikan
motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
F Bertanya
jawab tentang kegiatan selama liburan.
§ Kegiatan Inti
& Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F Menyimak
teks yang dibaca oleh siswa yang ditunjuk secara bergiliran mengenai Indonesia
dijajah oleh bangsa asing dengan rasa Semangat kebangsaan
F Menjelaskan
suasana pada masa penjajahan.
F Diskusi
kelas mengenai bangsa apa yang pertama kali datang dan menjajah Indonesia.
F Menunjukkan
foto/gambar para pahlawan daerah dan menanyakan nama dan asalnya.
F Guru
menjelaskan mengapa timbul perlawanan rakyat di berbagai wilayah dengan
rasa Cinta tanah
air
F Menyimpulkan Kebangkitan Nasional.
&
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
F Berdiskusi
mengenai mengapa timbul kesadaran berbangsa.
F Diskusi
Kelompok tentang asal-usul Hari Kebangkitan Nasional.
F Guru
menugaskan siswa untuk menjelaskan isi dan maksud Sumpah Pemuda dengan rasa hormat
dan perhatian ( respect ).
&
Konfirmasi
Dalam kegiatan
konfirmasi, Siswa:
F Menyimpulkan
tentang hal-hal yang belum diketahui
F Menjelaskan tentang
hal-hal yang belum diketahui.
§ Kegiatan Penutup
Dalam
kegiatan penutup, guru:
F Siswa dan
guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan itu
untuk mengetahui pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi dan Kompetensi
Dasar.
F Siswa dan
guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.
F Siswa dan
guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
F Untuk
pengayaan dan mengukur ketercapaian kompetensi, siswa ditugaskan untuk
mengerjakan soal-soal yang ada di dalam buku kerja/buku paket PKn
E.
Sumber/Bahan
Belajar
§ Gambar/foto
para pahlawan, Buku paket , Surat Kabar, dst.
F.
Penilaian
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
|
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
|
Teknik Penilaian
|
Bentuk Instrumen
|
Instrumen/ Soal
|
§ Semangat Kebangsaan : Cara
berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya
§ Cinta Tanah Air : Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa
|
§ Menyebutkan isi Pancasila
§ Menceritakan arti dan nilai Sumpah Pemuda dengan rasa hormat dan perhatian (
respect ).
§ Menceritakanarti dan nilai Kebangkitan Nasional.
§ Memahami nilai tiap-tiap butir Pancasila
§ Mendiskripsi-kan nilai-nilai juang para pahlawan
|
§ Tugas individu
|
§ Penilaian sikap
§ Penilaian lisan
§ Penilaian tulis
|
§ Menceritakan mengapa Indonesia dapat dijajah selama
ratusan tahun oleh bangsa asing.
§ Menjelaskan nilai yang terkandung pada Sumpah Pemuda
untuk diterapkan pada masa sekarang ini.
|
............,
......................20 ...
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas VI
................................ .....................................
NIP - NIP -Untuk download RPP KTSP SD KELAS 6 SEMSTER 1 DAN 2, kalian tinggal klik DISINI untuk mendownloadnya.
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment